LAPORAN
KUNJUNGAN LAPANGAN
PENGEMBANGAN
E-LEARNING DI UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK
JAUH (UPBJJ) UNIVERSITAS TERBUKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
akan selalu ada, seiring dengan adanya peradaban manusia dan berkembang
mengikuti perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu,
pendidikan sepanjang hayat merupakan ungkapan yang mewakili, bahwa manusia akan
selalu belajar sepanjang hayatnya. Pendidikan tidak terbatas pada sebuah proses
belajar mengajar yang ada di sekolah-sekolah formal saja, akan tetapi
pendidikan sebenarnya mencakup aspek non-formal maupun informal. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang dipercaya oleh masyarakat untuk dapat
menghasilkan generasi penerus yang berpendidikan.
Modernisasi
sebagai proses perubahan sosial, dari masyarakat tradisional (yang belum
modern) ke masyarakat yang lebih maju, membawa dampak pada perubahan cara
belajar mengajar yang telah ada sebelumnya. Pembelajaran tatap muka merupakan
salah satu bentuk pembelajaran konvensional (tradisional) dimana pendidik dan
peserta didik berada dalam waktu dan tempat yang sama. Sehingga proses belajar
mengajar akan terjadi jika pendidik dan peserta didik berinteraksi dalam waktu
dan tempat yang sama. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
menawarkan alternatif yang mampu memecahkan masalah jarak dan waktu dalam
proses pembelajaran, yang dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Berbeda dengan bentuk pembelajaran tatap muka, peserta didik dan pendidik dalam
PJJ dapat melakukan interaksi dan proses pembelajaran meskipun mereka tidak
berada pada tempat maupun waktu yang sama. Peserta didik cenderung dituntut
untuk mandiri dalam menentukkan kecepatan belajarnya, selain itu peserta didik
juga dapat mengakses sendiri sumber belajarnya kapan pun dan dimanapun.
Dalam
teorinya, Pembelajaran Jarak Jauh memiliki komponen-komponen dan berbagai
model, diantaranya single mode, dual
mode, dan konsorsium, dimana masing-masing model memiliki cara penyampaian
pembelajaran yang berbeda. Selain itu,
pada perkuliahan sebelumnya telah didiskusikan tentang berbagai teori yang
pendukung serta gambaran bentuk proses pembelajaran jarak jauh yang salah
satunya diwujudkan dalam bentuk e-learning/online
learning.
Universitas
Terbuka (UT) merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi negeri yang telah
menerapkan model pembelajaran jarak jauh maupun online learning. Sebagai universitas terbesar yang membuka sistem pembelajaran
jarak jauh, tentu dalam perjalanannya telah mengalami banyak perkembangan. Oleh
sebab itu, kami (Teknologi Pendidikan kelas A) mengadakan studi lapangan ke
Universitas Terbuka yang berada di Jalan Bantul, Yogyakarta untuk mengetahui
pengembangan program Pembelajaran Jarak Jauh/e-Learning yang digunakan.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari studi lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
profil Universitas Terbuka.
2. Mengetahui
penerapan Program Pembelajaran Jarak Jauh yang diterapkan oleh Universitas
Terbuka.
3. Mengetahui
manajemen Program Pembelajaran Jarak Jauh di Universitas Terbuka.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat
dilaksanakannya studi lapangan mengenai pengembangan pembelajaran e-Learning ini berada di Universitas
Terbuka, Jl. Bantul No. 50 A, Yogyakarta.
Adapun
waktu pelaksanaan studi lapangan ini pada hari Selasa, 6 November 2012 mulai
pukul 09.00 s.d. 11.00 WIB.
BAB
II
PROFIL
LEMBAGA
A. Tentang Universitas Terbuka (UT)
Universitas
Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan
pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 41 Tahun
1984. Untuk
melayani mahasiswa yang tersebar diberbagai tempat, UT memiliki kantor-kantor
perwakilan di 37 kota. Kantor-kantor perwakilan ini disebut dengan Unit Program
Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT, yang bertugas sebagai unit pelaksana teknis bagi
mahasiswa mulai registrasi, tutorial, dan ujian. Oleh karena itu, UT dapat
menjangkau seluruh pelosok tanah air, dan juga dapat melayani mahasiswa yang
berdomisili di luar negeri. Disamping itu, untuk memperlancar layanan kepada
mahasiswa tersebut, UT juga menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga seperti
PTN dan PTS seluruh Indonesia, PT, Pos Indonesia, Bank BRI, Bank BTN, ANRI,
BKN, Stasiun TV, Rri, Perpustakaan Nasional, dan Pemerintah Daerah di seluruh
Indonesia, serta penyedia layanan SMS.
UT
didirikan dengan tujuan :
1. Memberikan
kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di
mana pun tempat tinggalnya, untuk memperoleh pendidikan tinggi;
2. Memberikan
layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan
lain, tidak dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka;
3. Mengembangkan
program pendidikan akademik dan profesional sesuai dengan kebutuhan nyata
pembangunan yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.
Dalam perjalanan penjaminan
kualitas di UT tidak hanya berpaku pada satu sistem, karena dari tahun 2006 UT
menggunakan standar ISO 9001 (Quality Management System) untuk
memastikan bidang –bidang Layanan Bahan Ajar, Pengembangan dan Layanan Bahan
Ajar dan Ujian, Layanan Administrasi Akademik, dan Layanan Belajar Jarak Jauh
untuk seluruh UPBJJ-UT atau seluruh proses yang dilaksanakan di UT berjalan
sesuai dengan standar internasional ISO 9001.
Secara
akademik, UT juga memastikan bahwa kualitas akademik UT sudah diakui secara
nasional dengan mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT). Kualitas UT sebagai penyelenggara pendidikan terbuka jarak
jauh (PTTJJ) juga sudah diakui secara internasional dengan diperolehnya
pengakuan dari Internasional Council for Distance Education (ICDE)
setelah melakukan review kualitas pada tahun 2005, dan 2010.
Setelah
sepuluh tahun pelaksanaan Simintas, pada tahun 2012 UT merevisi Simintas UT
2002. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan perkembangan jaman dan
teknologi. Revisi dilaksanakan dengan mengintegrasikan seluruh persyaratan
standar kualitas yang diharuskan oleh Undang-undang, Peraturan Negara, AAOU
QA Statements of Best Practices dan juga dengan Renstra dan Renop UT untuk
memenuhi standar kualitas baik nasional (BAN PT) maupun internasional (ISO 9001
dan ICDE).
B. Visi Misi
Visi
:
Pada tahun 2021, UT menjadi institusi PTTJJ
berkualitas dunia dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam
penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ.
Misi
:
Melalui Keppres Nomor 41 Tahun
1984, pada prinsipnya masih tetap menjadi misi utama UT. Namun, selaras dengan
Tri Dharma Perguruan Tinggi dan perkembangan lingkungan strategis, rumusan misi
UT disempurnakan menjadi sebagai berikut.
1. Menyediakan
akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi semua lapisan masyarakat
melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ.
2. Mengkaji
dan mengembangkan sistem PTTJJ.
3. Memanfaatkan
dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab
tantangan kebutuhan pembangunan Nasional.
BAB
III
TEMUAN
DI LAPANGAN
Studi
lapangan kami dipandu oleh Ibu Diah Astuti selaku Kepala Bidang Akademik UPBJJ
Yogyakarta yang menangani tutorial dan layanan bahan ajar. Kunjungan kami
dibuka dengan pertanyaan singkat mengenai pengetahuan mahasiswa seputar UT dan
Pembelajaran Jarak Jauh. Kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi atau penjelasan
mengenai PJJ serta komponen-komponennya yang ada di UT. Dalam pemaparannya, Ibu
Diah menjelaskan beberapa poin penting seperti :
1.
Orientasi Studi Pengenalan Kampus
(OSPEK) di UT berbeda dengan PTN atau PTS, karena OSPEK UT ditujukan dan dilaksanakan untuk
mengenalkan program-program yang ada di PJJ UT kepada para mahasiswa baru.
2.
Sistem PJJ di UT ditandai dengan adanya
jarak antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, sangat
kecil kemungkinannya untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sehingga
setiap semester yang dirancang dalam Satuan Aktivitas Tutorial (SAT) hanya
mengalokasikan 8 kali pertemuan tatap muka. SAT ini adalah bentuk rancangan
pembelajaran yang pada umumnya disebut RPP (pada proses pembelajaran
konvensional).
3.
Pembelajaran jarak jauh yang
dilaksanakan UT berupa komunikasi 1 (satu) arah melalui modul yang ditulis oleh
Dosen UT yang kemudian dipelajari sendiri oleh mahasiswa. Modul yang dibuat
telah dipertimbangkan dan didesain sedemikian rupa untuk dapat dipelajari
secara mandiri. Walaupun begitu, ternyata masih dijumpai beberapa mahasiswa
yang kesulitan untuk belajar mandiri. Sehingga pihak UT menyediakan bantuan
belajar berupa:
§ Tutorial
tatap muka. Tutorial tatap muka ini dilaksanakan di daerah-daerah terdekat
dengan domisili mahasiswa, dan satu kelas berisi 20-30 mahasiswa.
§ Tutorial
online (Tuton). Tutorial online dilakukan melalui website UT (www.ut.ac.id)
yang menyediakan forum diskusi antar tutor dengan mahasiswa. Tutor (Dosen) pada
Tuton merupaka orang yang ditunjuk oleh fakultas UT Jakarta, yang sebelumnya
telah diberikan pelatihan khusus untuk menjadi tutor di Tuton UT.
§ Materi
suplemen. Materi suplemen merupakan materi pengayaan atau bahan ajar tambahan
yang juga dapat diakses secara online pada website UT.
§ Modul
online. Modul online merupakan bentuk elektronik dari modul cetak, dan modul
online ini tidak dapat di copy atau
pun di print.
4.
Adapun perbedaan antara Tutorial tatap
muka dengan Tuton, adalah terletak pada pembuatan materi dan inisiasi. Isi
maupun desain materi inisiasi dibuat tergantung pada kreativitas masing-masing
tutor. Inisiasi biasanya dilakukan untuk materi-materi pokok atau materi yang
dianggap penting dan butuh pendalaman lebiih. Proses inisiasi juga memungkinkan
mahasiswa untuk mengakses berbagai sumber belajar diluar sumber belajar yang
telah disediakan UT. Selain itu disetiap inisiasi juga terdapat diskusi untuk
saling share pengetahuan
masing-masing mahasiswa.
5.
Untuk modul (cetak), mahasiswa dapat
membelinya melalui website UT, kemudian membayar ke rekening Bank, baru bisa
dikirim ke daerah atau alamat mahasiswa tersebut. Karena proses pengiriman
terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama, maka mahasiswa perlu jauh-jauh
hari merencanakan mata kuliah yang akan diambil semester depan. Sehingga
mahasiswa dapat memperoleh modul sebelum atau tepat saat perkuliahan semester
baru dimulai.
6.
Dalam proses pembelajaran di UT, Dosen
disebut sebagai Tutor karena strategi pembelajaran yang digunakan adalah sistem
tutorial. Sebagai tutor, mereka harus merancang dan membuat panduan modul,
kunci jawaban, dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam modul pembelajaran.
Tugas yang diberikan oleh Tutor, ditentukan sebanyak 3 tugas yang akan
diberikan di pertemuan ke 3, 5, dan 7 pada program tutorial Online ataupun
tatap muka. Berdasarkan keaktifan mahasiswa dalam mengerjakan tugas, Tutor
dapat menganalisi dan memberikan poin lebih, kepada mahasiswa yang aktif.
Prosentase untuk kontribusi mahasiswa pada tutorial Online sebanyak 30 %
sedangkan untuk tutorial tatap muka sebanyak 50%, yang kemudian akan
diakumulasikan dengan nilai Ujian.
7.
Ujian semester diadakan pada hari minggu agar dapat diikuti
oleh semua mahasiswa, dan tidak terdapat ujian susulan. Sehingga jika mahasiswa
tidak mengikuti Ujian, maka mahasiswa tersebut harus mengulang lagi tahun
depan. Ujian dilaksanakan secara tertulis dan tatap muka ataupun bisa online.
Ujian tertulis tatap muka diadakan di gedung-gedung sekolah yang dekat dengan
wilayah domisili mahasiswa. Contohnya, UPBJJ Yogyakarta biasa meminjam gedung
SMA 7, SMA PIRI, dan SMA 1 Wonosari untuk mengadakan ujian.
8.
UT memiliki syarat khusus untuk dapat
menjadi dosen/tutor, yaitu:
§ tidak
menerima tutor fresh graduate
§ tutor
adalah Dosen Perguruan Tinggi
§ praktisi
minimal pendidikan S2 dan telah berkecimpung di dunia pendidikan minimal 5
tahun.
Sehingga
UT mencari tutor yang merupakan orang-orang terpilih dan benar-benar ahli dalam
bidangnya. Hal ini cukup beralasan mengingat pernyataan Ibu Diah bahwa seorang
tutor harus dapat menguasai seluruh isi modul (semua mata kuliah dalam satu
jurusan). Hal ini disebabkan, karena pada saat Tuton (Tutorial Online)
mahasiswa bebas, berhak dan diperbolehkan menanyakan materi apapun yang belum jelas,
lintas modul sekalipun. Sehingga penguasaan materi oleh Tutor harus benar-benar
matang.
9.
UPBJJ Yogyakarta menyelenggarakan sistem
pembelajaran yang ditransfer dari UT pusat, sehingga kedudukannya hanya sebagai
pelaksana. Semua modul, pengembangan website, teleconference, dan lain sebagainya diatur oleh pusat kemudian
daerah hanya diberi wewenang untuk menambahkan sedikit. Sebagai contoh, saat
kami (tim observasi) menanyakan teleconference,
pihak UPBJJ menjawab bahwa teleconference
hanya digunakan saat ada perintah dari UT Jakarta (pusat).
10. UT
tidak memiliki patokan atau batas waktu untuk masa studi mahasiswanya, sehingga
kecepatan belajar benar-benar ditentukan oleh masing-masing mahasiswa.
BAB
IV
ANALISIS
Sebelum menganalisis hasil kunjungan dan
wawancara di UPBJJ, beberapa pertanyaan teman-teman yang dapat saya simak dari
diskusi dengan Ibu Diah Astuti kurang lebih sebagai berikut :
1.
Bagaimana pihak UT menangani tindak kecurangan
dalam ujian yang marak dilakukan mahasiswa saat ujian?
Jawab :
Dalam pelaksanaan ujian tertulis,
setiap kelas terdiri dari 20 mahasiswa yang mengerjakan ujian matakuliah yang
sama ataupun dapat berbeda, sehingga dalam satu kelas, belum tentu mengerjakan
satu ujian mata kuliah. Sedangkan jika salah satu mata kuliah ada banyak
mahasiswa yang mengerjakan ujian dalam satu ruangan, UT meminimalisisr tindak
kecurangan dengan cara:
§ Membuat
soal dengan kode naskah yang berbeda untuk masing-masing mahasiswa.
§ Pihak
UT juga memiliki ketentuan/peraturan, yang apabila terdapat pola kawaban sama
minimal 10 % dari jumlah mahasiswa dalam satu ruangan, maka akan diberikan nila
E, bagi mahasiswa yang memiliki pola jawaban yang sama dengan temannya.
§ Dan
apabila tanda tangan yang tertera di lembar jawab tidak sesuai/sama dengan yang
ada di absensi, maka nilai mahasiswa tersebut tidak akan keluar. Hal ini
dilakukan untuk memininalisir adanya joki ujian.
2.
Apakah terdapat perbedaan perlakuan
terhadap mahasiswa yang berbeda-beda usia maupun karakteristik?
Jawab :
Tidak ada, di Universitas Terbuka
mahasiswa memerlukan kemandirian penuh yang menentukkan sejauh mana dia dapat
memahami materi dari modul yang ada. Sehingga semua perlakuan mulai dari
perancangan materi, pelaksanaan pembelajaran, pengembangan sistem PJJ dan
evaluasi dibuat secara umum, mengabaikan karakteristik masing-masing peserta
didik.
3.
Bagaimana memotivasi mahasiswa untuk
dapat belajar mandiri, sedangkan tidak ada patokan lama waktu maksimal studi?
Jawab :
Pada saat awal masa orientasi,
pihak UT (baik tutor dan tenaga kependidikan) selalu menanamkan dan
mengingatkan tujuan peserta didik datang ke UT, sebagai cara untuk memotivasi
mereka agar konsisten mengikuti proses pembelajaran jarak jauh. Selain itu, bagi mahasiswa yang merasa
kesulitan dengan materi/modul, UT menyediakan bantuan bahan ajar, yang dapat
diakses melalui website maupun tatap muka pada saat tutorial.
4.
Mengapa pada jurusan kependidikan (PAUD,
PGSD) terdapat syarat: mahasiswa
haruslah yang sudah menjadi guru?
Jawab :
Di UT tidak ada kegiatan KKN
seperti di perguruan tinggi umumnya. Walaupun tidak ada KKN, UT tetap
menyertakan praktik lapangan kedalam kurikulumnya. Salah satu jurusan dengan
praktik lapangan tersebut adalah jurusan dengan basis kependidikan (PAUD, PGSD)
dengan alasan, ketika mereka diminta praktek lapangan, mahasiswa dengan background guru tersebut dapat
mempraktekkannya di sekolah tempat mengajar. Hal ini akan memudahkan pihak UT
maupun mahasiswa dalam pelaksanaan praktek lapangan.
5.
Apakah budaya Indonesia sudah IT minded untuk dapat menerima kehadiran
e-Learning sebagai alternatif proses pembelajaran?
Jawab :
Sudah, dan sedang berkembang.
Banyak yang mengatakan bahwa budaya e-Learning sulit diterapkan di Indonesia,
tetapi dapat kita lihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap online/e-learning
justru semakin meningkat. Sebenarnya permasalahannya masih terletak pada SDM
nya, yang terkadaang masih kurang memadai untuk bisa menerapkan e-learning.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia, pastinya e-learning
suatu saat akan menjadi alternatif pendidikan yang banyak digunakan.
6.
Apakah pihak UT sudak mensosialisasikan
keberadaan UT di daerah-daerah di Indonesia?
Jawab :
Ya. UT selalu berusaha
berkontribusi dalam stand pameran maupun event-event
pendidikan untuk mensosialisasikan keeradaan dan peran UT dalam dunia
pendidikan Indonesia. Salah satunya UT telah membuka stand di Jogja Tronik, dan
direncanakan akan membuka stand di pameran Teknologi Pendidikan yang ada di
Sleman besok.
7.
Apakah ada hambatan UT dalam pelaksanaan
proses pembelajarannya?
Jawab :
Apabila mendengar keluhan dari
mahasiswa UT, mereka merasa kesulitan
saat mempelajari Modul pembelajaran secara mandiri, sehingga dengan
alasan keluhan tersebut, UT selalu berusaha meningkatkan dan memfasilitasi bantuan
belajar bagi para mahasiswa. Sedangkan jika dilihat dari keluhan para pendidik
atau tutor nya, mereka tidak merasa memiliki hambatan berarti, justru mereka
merasa senang dan interest untuk
mengajar mahasiswa. Dari segi fasilitas sendiri, saya (penulis) mengamati
fasilitas yang ada sudah cukup mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar
yang efektif.
8.
Bagaimana kontribusi lulusan UT di
masyarakat?
Jawab :
Seperti lulusan Perguruan Tinggi
pada umumnya, lulusan UT sudah diakui secara nasional maupun internasional.
Beberapa tokoh masyarakat, seperti Ibu Ani Yudhoyono, pemilik PT Gudang Garam
yang merupakan alumni UT. Secara umum melalui survey lulusan yang dilakukan UT,
banyak yang berpendapat bahwa lulusan UT cenderung lebih mandiri, dan kreatif
yang mungkin juga disebabkan dari keterbiasaan (belajar mandiri dan kreatif
mencari sumber belajar) saat menjadi mahasiswa.
Dari hasil wawancara dan observasi
lapangan Pengembangan E-Learning di Universitas Terbuka, berikut analisis
kesesuaian teori dengan praktik e-learning yang ada di UT :
1. Bagian
Akademik kurang tahu posisi teori belajar (behavioristik, kognitif, dan
konstruktivistik) dalam proses pembelajaran di UT. Selain itu, proses
pembelajaran murni didesain (otonomi) oleh dosen/tutor masing-masing mata kuliah
ataupun jurusan.
2. Menurut
analisis saya, UT menggunakan ketiga model elearning, yaitu : (a) single mode,
melalui pengiriman modul untuk dipelajari secara mandiri; (b) dual mode, dimana
terdapat kelas online dan tatap muka; dan (c) konsorsium, karena dalam proses
pembelajarannya UT bekerjasama dengan berbagai lembaga (dapat dilihat di BAB II
PROFIL LEMBAGA).
3. Pengembangan
program pembelajaran di UT diserahkan pada masing-masing tutor, sehingga model
pengembangan seperti ILDF, sepertinya secara langsung tidak diketahui, namun
dalam praktik umumnya telah diterapkan. Salah satu contoh adalah adanya
kegiatan pelatihan yang hampir setiap bulannya diadakan pelatihan kependidikan
dan pelatihan penyajian materi yang ditujukan bagi staff dan tutor UPBJJ
Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam SDM nya terdapat kegiatan
pengembangan diri, untuk dapat kemudian mengembangkan program pembelajarannya.
4. Peserta
didik dengan berbagai karakteristik diperlakukan sama, baik dalam proses
pembelajaran hingga pada tahap ujian/evaluasi. Sehingga seluruh peserta didik
ditantang untuk dapat mengikuti pembelajaran yang telah didesain oleh UT,
dengan mengabaikan aspek-aspek usia, daerah, dan karakteristik lainnya.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Universitas
Terbuka (UT) merupakan lembaga pendidikan formal yang menyediakan pembelajaran
secara terbuka atau fleksibel, dimana pendidik dan peserta didik tidak terbatas
pada ruang dan waktu. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan suatu alternatif
pembelajaran yang dapat membantu peserta didik yang memiliki keinginan belajar,
akan tetapi terbatas jarak dan waktu. UT merupakan salah satu lembaga yang
memfasilitasi PJJ yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat baik di dalam
maupun luar negeri.
Pembelajaran
di UT pada khususnya menggunakan sistem modul, sehingga mahasiswa dapat belajar
secara mandiri. Sebagai bantuan belajar, UT memfasilitasi tutorial online dan
tatap muka kepada mahasiswa sebanyak 8 kali dalam setiap semesternya. Selain
itu, UT juga menggunakan sistem e-Learning dalam proses pembelajarannya, yakni
melalui website www.ut.ac.id.
Dalam website tersebut, berbagai materi, perpustakaan, modul online, dan sumber
belajar lainnya yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk memperkaya
pengetahuan.
Sebagai
pelaksana program Pembelajaran Jarak Jauh, UT masih mengalami kendala,
diantaranya masalah proses pengiriman modul yang bisa cukup memakan waktu.
Disamping kendala tersebut, UT maupun jajaran tenaga kependidikan yang ada di
dalamnya selalu melakukan pengembangan sistem. Pengembangan tersebut ditujukan
pada pengembangan materi, proses pembelajaran, serta kualitas SDM yang ada di
dalamnya. UT mampu menjadi alternatif proses pembelajaran yang lebih terbuka dibandingkan
dengan proses pembelajaran konvensional. Sebagai lembaga yang kini mulai
dilirik masyarakat, jumlah mahasiswa UT semakin bertambah peminatnya.
B. Saran
UPBJJ merupakan pelaksana dari UT
pusat, sehingga akan lebih lengkap jika mengobservasi langsung pada UT pusat di
Jakarta, untuk mendapatkan detail komponen-komponen maupun manajemen PJJ yang
ada di UT.
0 komentar:
Post a Comment