Pages

Friday, November 23, 2012

Kunjungan ke UPBJJ (Unit Belajar Jarak Jauh) Yogyakarta Universitas Terbuka


LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
PENGEMBANGAN E-LEARNING DI UNIT PROGRAM  BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pendidikan akan selalu ada, seiring dengan adanya peradaban manusia dan berkembang mengikuti perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan sepanjang hayat merupakan ungkapan yang mewakili, bahwa manusia akan selalu belajar sepanjang hayatnya. Pendidikan tidak terbatas pada sebuah proses belajar mengajar yang ada di sekolah-sekolah formal saja, akan tetapi pendidikan sebenarnya mencakup aspek non-formal maupun informal. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dipercaya oleh masyarakat untuk dapat menghasilkan generasi penerus yang berpendidikan.
Modernisasi sebagai proses perubahan sosial, dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju, membawa dampak pada perubahan cara belajar mengajar yang telah ada sebelumnya. Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu bentuk pembelajaran konvensional (tradisional) dimana pendidik dan peserta didik berada dalam waktu dan tempat yang sama. Sehingga proses belajar mengajar akan terjadi jika pendidik dan peserta didik berinteraksi dalam waktu dan tempat yang sama. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi menawarkan alternatif yang mampu memecahkan masalah jarak dan waktu dalam proses pembelajaran, yang dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Berbeda dengan bentuk pembelajaran tatap muka, peserta didik dan pendidik dalam PJJ dapat melakukan interaksi dan proses pembelajaran meskipun mereka tidak berada pada tempat maupun waktu yang sama. Peserta didik cenderung dituntut untuk mandiri dalam menentukkan kecepatan belajarnya, selain itu peserta didik juga dapat mengakses sendiri sumber belajarnya kapan pun dan dimanapun.
Dalam teorinya, Pembelajaran Jarak Jauh memiliki komponen-komponen dan berbagai model, diantaranya single mode, dual mode, dan konsorsium, dimana masing-masing model memiliki cara penyampaian pembelajaran yang berbeda.  Selain itu, pada perkuliahan sebelumnya telah didiskusikan tentang berbagai teori yang pendukung serta gambaran bentuk proses pembelajaran jarak jauh yang salah satunya diwujudkan dalam bentuk e-learning/online learning.
Universitas Terbuka (UT) merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi negeri yang telah menerapkan model pembelajaran jarak jauh maupun online learning. Sebagai universitas terbesar yang membuka sistem pembelajaran jarak jauh, tentu dalam perjalanannya telah mengalami banyak perkembangan. Oleh sebab itu, kami (Teknologi Pendidikan kelas A) mengadakan studi lapangan ke Universitas Terbuka yang berada di Jalan Bantul, Yogyakarta untuk mengetahui pengembangan program Pembelajaran Jarak Jauh/e-Learning yang digunakan.

B.  Tujuan
Adapun tujuan dari studi lapangan ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui profil Universitas Terbuka.
2.      Mengetahui penerapan Program Pembelajaran Jarak Jauh yang diterapkan oleh Universitas Terbuka.
3.      Mengetahui manajemen Program Pembelajaran Jarak Jauh di Universitas Terbuka.

C.  Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat dilaksanakannya studi lapangan mengenai pengembangan pembelajaran e-Learning ini berada di Universitas Terbuka, Jl. Bantul No. 50 A, Yogyakarta.
Adapun waktu pelaksanaan studi lapangan ini pada hari Selasa, 6 November 2012 mulai pukul 09.00 s.d. 11.00 WIB.

BAB II
PROFIL LEMBAGA

A.  Tentang Universitas Terbuka (UT)
Universitas Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 41 Tahun 1984. Untuk melayani mahasiswa yang tersebar diberbagai tempat, UT memiliki kantor-kantor perwakilan di 37 kota. Kantor-kantor perwakilan ini disebut dengan Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT, yang bertugas sebagai unit pelaksana teknis bagi mahasiswa mulai registrasi, tutorial, dan ujian. Oleh karena itu, UT dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air, dan juga dapat melayani mahasiswa yang berdomisili di luar negeri. Disamping itu, untuk memperlancar layanan kepada mahasiswa tersebut, UT juga menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga seperti PTN dan PTS seluruh Indonesia, PT, Pos Indonesia, Bank BRI, Bank BTN, ANRI, BKN, Stasiun TV, Rri, Perpustakaan Nasional, dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia, serta penyedia layanan SMS.
UT didirikan dengan tujuan :
1.    Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun tempat tinggalnya, untuk memperoleh pendidikan tinggi;
2.    Memberikan layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka;
3.    Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.
Dalam perjalanan penjaminan kualitas di UT tidak hanya berpaku pada satu sistem, karena dari tahun 2006 UT menggunakan standar ISO 9001 (Quality Management System) untuk memastikan bidang –bidang Layanan Bahan Ajar, Pengembangan dan Layanan Bahan Ajar dan Ujian, Layanan Administrasi Akademik, dan Layanan Belajar Jarak Jauh untuk seluruh UPBJJ-UT atau seluruh proses yang dilaksanakan di UT berjalan sesuai dengan standar internasional ISO 9001.
Secara akademik, UT juga memastikan bahwa kualitas akademik UT sudah diakui secara nasional dengan mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Kualitas UT sebagai penyelenggara pendidikan terbuka jarak jauh (PTTJJ) juga sudah diakui secara internasional dengan diperolehnya pengakuan dari Internasional Council for Distance Education (ICDE) setelah melakukan review kualitas pada tahun 2005, dan 2010.
Setelah sepuluh tahun pelaksanaan Simintas, pada tahun 2012 UT merevisi Simintas UT 2002. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan perkembangan jaman dan teknologi. Revisi dilaksanakan dengan mengintegrasikan seluruh persyaratan standar kualitas yang diharuskan oleh Undang-undang, Peraturan Negara, AAOU QA Statements of Best Practices dan juga dengan Renstra dan Renop UT untuk memenuhi standar kualitas baik nasional (BAN PT) maupun internasional (ISO 9001 dan ICDE).

B.  Visi Misi
Visi :
Pada tahun 2021, UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ.
Misi :
Melalui Keppres Nomor 41 Tahun 1984, pada prinsipnya masih tetap menjadi misi utama UT. Namun, selaras dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan perkembangan lingkungan strategis, rumusan misi UT disempurnakan menjadi sebagai berikut.
1.    Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi semua lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ.
2.    Mengkaji dan mengembangkan sistem PTTJJ.
3.    Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan Nasional.




BAB III
TEMUAN DI LAPANGAN

Studi lapangan kami dipandu oleh Ibu Diah Astuti selaku Kepala Bidang Akademik UPBJJ Yogyakarta yang menangani tutorial dan layanan bahan ajar. Kunjungan kami dibuka dengan pertanyaan singkat mengenai pengetahuan mahasiswa seputar UT dan Pembelajaran Jarak Jauh. Kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi atau penjelasan mengenai PJJ serta komponen-komponennya yang ada di UT. Dalam pemaparannya, Ibu Diah menjelaskan beberapa poin penting seperti :
1.        Orientasi Studi Pengenalan Kampus (OSPEK) di UT berbeda dengan PTN atau PTS, karena  OSPEK UT ditujukan dan dilaksanakan untuk mengenalkan program-program yang ada di PJJ UT kepada para mahasiswa baru.
2.        Sistem PJJ di UT ditandai dengan adanya jarak antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, sangat kecil kemungkinannya untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sehingga setiap semester yang dirancang dalam Satuan Aktivitas Tutorial (SAT) hanya mengalokasikan 8 kali pertemuan tatap muka. SAT ini adalah bentuk rancangan pembelajaran yang pada umumnya disebut RPP (pada proses pembelajaran konvensional).
3.        Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan UT berupa komunikasi 1 (satu) arah melalui modul yang ditulis oleh Dosen UT yang kemudian dipelajari sendiri oleh mahasiswa. Modul yang dibuat telah dipertimbangkan dan didesain sedemikian rupa untuk dapat dipelajari secara mandiri. Walaupun begitu, ternyata masih dijumpai beberapa mahasiswa yang kesulitan untuk belajar mandiri. Sehingga pihak UT menyediakan bantuan belajar berupa:
§  Tutorial tatap muka. Tutorial tatap muka ini dilaksanakan di daerah-daerah terdekat dengan domisili mahasiswa, dan satu kelas berisi 20-30 mahasiswa.
§  Tutorial online (Tuton). Tutorial online dilakukan melalui website UT (www.ut.ac.id) yang menyediakan forum diskusi antar tutor dengan mahasiswa. Tutor (Dosen) pada Tuton merupaka orang yang ditunjuk oleh fakultas UT Jakarta, yang sebelumnya telah diberikan pelatihan khusus untuk menjadi tutor di Tuton UT.
§  Materi suplemen. Materi suplemen merupakan materi pengayaan atau bahan ajar tambahan yang juga dapat diakses secara online pada website UT.
§  Modul online. Modul online merupakan bentuk elektronik dari modul cetak, dan modul online ini tidak dapat di copy atau pun di print.
4.        Adapun perbedaan antara Tutorial tatap muka dengan Tuton, adalah terletak pada pembuatan materi dan inisiasi. Isi maupun desain materi inisiasi dibuat tergantung pada kreativitas masing-masing tutor. Inisiasi biasanya dilakukan untuk materi-materi pokok atau materi yang dianggap penting dan butuh pendalaman lebiih. Proses inisiasi juga memungkinkan mahasiswa untuk mengakses berbagai sumber belajar diluar sumber belajar yang telah disediakan UT. Selain itu disetiap inisiasi juga terdapat diskusi untuk saling share pengetahuan masing-masing mahasiswa.
5.        Untuk modul (cetak), mahasiswa dapat membelinya melalui website UT, kemudian membayar ke rekening Bank, baru bisa dikirim ke daerah atau alamat mahasiswa tersebut. Karena proses pengiriman terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama, maka mahasiswa perlu jauh-jauh hari merencanakan mata kuliah yang akan diambil semester depan. Sehingga mahasiswa dapat memperoleh modul sebelum atau tepat saat perkuliahan semester baru dimulai.
6.        Dalam proses pembelajaran di UT, Dosen disebut sebagai Tutor karena strategi pembelajaran yang digunakan adalah sistem tutorial. Sebagai tutor, mereka harus merancang dan membuat panduan modul, kunci jawaban, dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam modul pembelajaran. Tugas yang diberikan oleh Tutor, ditentukan sebanyak 3 tugas yang akan diberikan di pertemuan ke 3, 5, dan 7 pada program tutorial Online ataupun tatap muka. Berdasarkan keaktifan mahasiswa dalam mengerjakan tugas, Tutor dapat menganalisi dan memberikan poin lebih, kepada mahasiswa yang aktif. Prosentase untuk kontribusi mahasiswa pada tutorial Online sebanyak 30 % sedangkan untuk tutorial tatap muka sebanyak 50%, yang kemudian akan diakumulasikan dengan nilai Ujian.
7.        Ujian semester  diadakan pada hari minggu agar dapat diikuti oleh semua mahasiswa, dan tidak terdapat ujian susulan. Sehingga jika mahasiswa tidak mengikuti Ujian, maka mahasiswa tersebut harus mengulang lagi tahun depan. Ujian dilaksanakan secara tertulis dan tatap muka ataupun bisa online. Ujian tertulis tatap muka diadakan di gedung-gedung sekolah yang dekat dengan wilayah domisili mahasiswa. Contohnya, UPBJJ Yogyakarta biasa meminjam gedung SMA 7, SMA PIRI, dan SMA 1 Wonosari untuk mengadakan ujian.
8.        UT memiliki syarat khusus untuk dapat menjadi dosen/tutor, yaitu:
§  tidak menerima tutor fresh graduate
§  tutor adalah Dosen Perguruan Tinggi
§  praktisi minimal pendidikan S2 dan telah berkecimpung di dunia pendidikan minimal 5 tahun.
Sehingga UT mencari tutor yang merupakan orang-orang terpilih dan benar-benar ahli dalam bidangnya. Hal ini cukup beralasan mengingat pernyataan Ibu Diah bahwa seorang tutor harus dapat menguasai seluruh isi modul (semua mata kuliah dalam satu jurusan). Hal ini disebabkan, karena pada saat Tuton (Tutorial Online) mahasiswa bebas, berhak dan diperbolehkan menanyakan materi apapun yang belum jelas, lintas modul sekalipun. Sehingga penguasaan materi oleh Tutor harus benar-benar matang.
9.        UPBJJ Yogyakarta menyelenggarakan sistem pembelajaran yang ditransfer dari UT pusat, sehingga kedudukannya hanya sebagai pelaksana. Semua modul, pengembangan website, teleconference, dan lain sebagainya diatur oleh pusat kemudian daerah hanya diberi wewenang untuk menambahkan sedikit. Sebagai contoh, saat kami (tim observasi) menanyakan teleconference, pihak UPBJJ menjawab bahwa teleconference hanya digunakan saat ada perintah dari UT Jakarta (pusat).
10.    UT tidak memiliki patokan atau batas waktu untuk masa studi mahasiswanya, sehingga kecepatan belajar benar-benar ditentukan oleh masing-masing mahasiswa.









BAB IV
ANALISIS

Sebelum menganalisis hasil kunjungan dan wawancara di UPBJJ, beberapa pertanyaan teman-teman yang dapat saya simak dari diskusi dengan Ibu Diah Astuti kurang lebih sebagai berikut :
1.        Bagaimana pihak UT menangani tindak kecurangan dalam ujian yang marak dilakukan mahasiswa saat ujian?
Jawab :
Dalam pelaksanaan ujian tertulis, setiap kelas terdiri dari 20 mahasiswa yang mengerjakan ujian matakuliah yang sama ataupun dapat berbeda, sehingga dalam satu kelas, belum tentu mengerjakan satu ujian mata kuliah. Sedangkan jika salah satu mata kuliah ada banyak mahasiswa yang mengerjakan ujian dalam satu ruangan, UT meminimalisisr tindak kecurangan dengan cara:
§  Membuat soal dengan kode naskah yang berbeda untuk masing-masing mahasiswa.
§  Pihak UT juga memiliki ketentuan/peraturan, yang apabila terdapat pola kawaban sama minimal 10 % dari jumlah mahasiswa dalam satu ruangan, maka akan diberikan nila E, bagi mahasiswa yang memiliki pola jawaban yang sama dengan temannya.
§  Dan apabila tanda tangan yang tertera di lembar jawab tidak sesuai/sama dengan yang ada di absensi, maka nilai mahasiswa tersebut tidak akan keluar. Hal ini dilakukan untuk memininalisir adanya joki ujian.
2.        Apakah terdapat perbedaan perlakuan terhadap mahasiswa yang berbeda-beda usia maupun karakteristik?
Jawab :
Tidak ada, di Universitas Terbuka mahasiswa memerlukan kemandirian penuh yang menentukkan sejauh mana dia dapat memahami materi dari modul yang ada. Sehingga semua perlakuan mulai dari perancangan materi, pelaksanaan pembelajaran, pengembangan sistem PJJ dan evaluasi dibuat secara umum, mengabaikan karakteristik masing-masing peserta didik.
3.        Bagaimana memotivasi mahasiswa untuk dapat belajar mandiri, sedangkan tidak ada patokan lama waktu maksimal studi?
Jawab :
Pada saat awal masa orientasi, pihak UT (baik tutor dan tenaga kependidikan) selalu menanamkan dan mengingatkan tujuan peserta didik datang ke UT, sebagai cara untuk memotivasi mereka agar konsisten mengikuti proses pembelajaran jarak jauh.  Selain itu, bagi mahasiswa yang merasa kesulitan dengan materi/modul, UT menyediakan bantuan bahan ajar, yang dapat diakses melalui website maupun tatap muka pada saat tutorial.
4.        Mengapa pada jurusan kependidikan (PAUD, PGSD) terdapat syarat:  mahasiswa haruslah yang sudah menjadi guru?
Jawab :
Di UT tidak ada kegiatan KKN seperti di perguruan tinggi umumnya. Walaupun tidak ada KKN, UT tetap menyertakan praktik lapangan kedalam kurikulumnya. Salah satu jurusan dengan praktik lapangan tersebut adalah jurusan dengan basis kependidikan (PAUD, PGSD) dengan alasan, ketika mereka diminta praktek lapangan, mahasiswa dengan background guru tersebut dapat mempraktekkannya di sekolah tempat mengajar. Hal ini akan memudahkan pihak UT maupun mahasiswa dalam pelaksanaan praktek lapangan.
5.        Apakah budaya Indonesia sudah IT minded untuk dapat menerima kehadiran e-Learning sebagai alternatif proses pembelajaran?
Jawab :
Sudah, dan sedang berkembang. Banyak yang mengatakan bahwa budaya e-Learning sulit diterapkan di Indonesia, tetapi dapat kita lihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap online/e-learning justru semakin meningkat. Sebenarnya permasalahannya masih terletak pada SDM nya, yang terkadaang masih kurang memadai untuk bisa menerapkan e-learning. Akan tetapi seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia, pastinya e-learning suatu saat akan menjadi alternatif pendidikan yang banyak digunakan.
6.        Apakah pihak UT sudak mensosialisasikan keberadaan UT di daerah-daerah di Indonesia?
Jawab :
Ya. UT selalu berusaha berkontribusi dalam stand pameran maupun event-event pendidikan untuk mensosialisasikan keeradaan dan peran UT dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya UT telah membuka stand di Jogja Tronik, dan direncanakan akan membuka stand di pameran Teknologi Pendidikan yang ada di Sleman besok.
7.        Apakah ada hambatan UT dalam pelaksanaan proses pembelajarannya?
Jawab :
Apabila mendengar keluhan dari mahasiswa UT, mereka merasa kesulitan  saat mempelajari Modul pembelajaran secara mandiri, sehingga dengan alasan keluhan tersebut, UT selalu berusaha meningkatkan dan memfasilitasi bantuan belajar bagi para mahasiswa. Sedangkan jika dilihat dari keluhan para pendidik atau tutor nya, mereka tidak merasa memiliki hambatan berarti, justru mereka merasa senang dan interest untuk mengajar mahasiswa. Dari segi fasilitas sendiri, saya (penulis) mengamati fasilitas yang ada sudah cukup mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar yang efektif.
8.        Bagaimana kontribusi lulusan UT di masyarakat?
Jawab :
Seperti lulusan Perguruan Tinggi pada umumnya, lulusan UT sudah diakui secara nasional maupun internasional. Beberapa tokoh masyarakat, seperti Ibu Ani Yudhoyono, pemilik PT Gudang Garam yang merupakan alumni UT. Secara umum melalui survey lulusan yang dilakukan UT, banyak yang berpendapat bahwa lulusan UT cenderung lebih mandiri, dan kreatif yang mungkin juga disebabkan dari keterbiasaan (belajar mandiri dan kreatif mencari sumber belajar) saat menjadi mahasiswa.

Dari hasil wawancara dan observasi lapangan Pengembangan E-Learning di Universitas Terbuka, berikut analisis kesesuaian teori dengan praktik e-learning yang ada di UT :
1.    Bagian Akademik kurang tahu posisi teori belajar (behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik) dalam proses pembelajaran di UT. Selain itu, proses pembelajaran murni didesain (otonomi) oleh dosen/tutor masing-masing mata kuliah ataupun jurusan.
2.    Menurut analisis saya, UT menggunakan ketiga model elearning, yaitu : (a) single mode, melalui pengiriman modul untuk dipelajari secara mandiri; (b) dual mode, dimana terdapat kelas online dan tatap muka; dan (c) konsorsium, karena dalam proses pembelajarannya UT bekerjasama dengan berbagai lembaga (dapat dilihat di BAB II PROFIL LEMBAGA).
3.    Pengembangan program pembelajaran di UT diserahkan pada masing-masing tutor, sehingga model pengembangan seperti ILDF, sepertinya secara langsung tidak diketahui, namun dalam praktik umumnya telah diterapkan. Salah satu contoh adalah adanya kegiatan pelatihan yang hampir setiap bulannya diadakan pelatihan kependidikan dan pelatihan penyajian materi yang ditujukan bagi staff dan tutor UPBJJ Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam SDM nya terdapat kegiatan pengembangan diri, untuk dapat kemudian mengembangkan program pembelajarannya.
4.    Peserta didik dengan berbagai karakteristik diperlakukan sama, baik dalam proses pembelajaran hingga pada tahap ujian/evaluasi. Sehingga seluruh peserta didik ditantang untuk dapat mengikuti pembelajaran yang telah didesain oleh UT, dengan mengabaikan aspek-aspek usia, daerah, dan karakteristik lainnya.















BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Universitas Terbuka (UT) merupakan lembaga pendidikan formal yang menyediakan pembelajaran secara terbuka atau fleksibel, dimana pendidik dan peserta didik tidak terbatas pada ruang dan waktu. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan suatu alternatif pembelajaran yang dapat membantu peserta didik yang memiliki keinginan belajar, akan tetapi terbatas jarak dan waktu. UT merupakan salah satu lembaga yang memfasilitasi PJJ yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat baik di dalam maupun luar negeri.
Pembelajaran di UT pada khususnya menggunakan sistem modul, sehingga mahasiswa dapat belajar secara mandiri. Sebagai bantuan belajar, UT memfasilitasi tutorial online dan tatap muka kepada mahasiswa sebanyak 8 kali dalam setiap semesternya. Selain itu, UT juga menggunakan sistem e-Learning dalam proses pembelajarannya, yakni melalui website www.ut.ac.id. Dalam website tersebut, berbagai materi, perpustakaan, modul online, dan sumber belajar lainnya yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk memperkaya pengetahuan.
Sebagai pelaksana program Pembelajaran Jarak Jauh, UT masih mengalami kendala, diantaranya masalah proses pengiriman modul yang bisa cukup memakan waktu. Disamping kendala tersebut, UT maupun jajaran tenaga kependidikan yang ada di dalamnya selalu melakukan pengembangan sistem. Pengembangan tersebut ditujukan pada pengembangan materi, proses pembelajaran, serta kualitas SDM yang ada di dalamnya. UT mampu menjadi alternatif proses pembelajaran yang lebih terbuka dibandingkan dengan proses pembelajaran konvensional. Sebagai lembaga yang kini mulai dilirik masyarakat, jumlah mahasiswa UT semakin bertambah peminatnya.

B.  Saran
UPBJJ merupakan pelaksana dari UT pusat, sehingga akan lebih lengkap jika mengobservasi langsung pada UT pusat di Jakarta, untuk mendapatkan detail komponen-komponen maupun manajemen PJJ yang ada di UT.

0 komentar:

Post a Comment