Pages

Thursday, January 3, 2013

Strategi Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Otentik


Strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks strategi pengajaran tersusun hambatan-hambatan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai, materi yang hendak dipelajari, pengalaman. Terdapat beberapa macam strategi pembelajaran, diantaranya yaitu :

a.    Strategi pembelajaran berpusat pada siswa
Pengajaran yang berpusat pada siswa adalah proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Strategi pengajaran yang berpusat pada siswa dirancang untuk menyediakan system belajar yang fleksibel sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Lembaga pendidikan dan guru tidak berperan sebagai sentral melainkan hanya sebagai penunjang.
Berdasarkan tuntutan-tuntutan dan komponen penting lainnya pada individu siswa diharapkan mereka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Dalam rangka itu pula, pelaksanaan pengajaran yang berpusat pada siswa diselenggarakan dalam tiga sistem organisasi, yakni sistem berbasis institusi, sistem local, dan sistem belajar jarak jauh.
b.    Pengajaran Berdasarkan Pengalaman
Pengajaran berdasarkan pengalaman melengkapi siswa dengan suatu alternative pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan kelas, pengarahan guru misalnya metode ceramah. Strategi pembelajaran ini menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dengan personalisasi. Rumusan pengertian tersebut menunjukkan bhwa pengajaran berdasarkan pengalaman memberi siswa seperangkat/serangkai situasi-situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru. Cara ini mengarahkan kepada siswa untuk mengeksplorasi yang dialami dan investigasi langsung kedalam suatu situasi pemecahan masalah/daerah mata ajaran tertentu.
            Tujuan pendidikan yang mendasari strategi ini adalah :
1.    Untuk menambah rasa percaya diri dan kemampuan pelajar melalui partisipasi belajar aktif.
2.    Untuk menciptakan interaksi sosial yang positif guna memperbaiki hubungan sosial dalam kelas.
Sedangkan aktivitas belajar otentik berarti Brown, Collins, dan Duguid (1989) mendefinisikan kegiatan otentik merupakan sebagai kegitan  yang "koheren, dan bermakna, serta  memiliki  tujuan " (hal. 34). Konteks aktivitas otentik adalah dimana pelaksana (instruktur) tidak hanya melakukan aktivitas di kelas atau di tempat pelatihan saja. Aktivitas otentik dalam  pembelajaran dibangun  dengan menggunakan bahasa sehari-hari, dan situasi sehari-hari. (sumber: http://tarbiyahiainib.ac.id/dosen/artikel-dosen/182-teori-desain-konstruktivis).
Belajar otentik biasanya berfokus pada dunia nyata, masalah-masalah yang kompleks dan solusinya, menggunakan latihan role-playing, pembelajaran berbasis masalah, studi kasus, dan partisipasi dalam komunitas praktek virtual. Lingkungan belajar dibuat inheren dengan multidisiplin. Lingkungan pembelajaran tidak dibangun untuk mengajar geometri atau filsafat. Lingkungan pembelajaran aktivitas otentik menyediakan aplikasi “dunia nyata” atau disiplin, seperti : manajemen kota, membangun rumah, menerbangkan pesawat, menetapkan anggaran, memecahkan tindak kejahatan, dan lain sebagainya yang diajarkan dengan permainan multi disiplin, multi perspektif, alternatif cara kerja, kebiasaan berfikir, dan kondisi masyarakat. Peserta didik perlu menumbuhkan “kemampuan portable” atau kemampuan yang dapat dibawa sebagai dasar dalam aktivitas belajar otentik. Kemampuan portable tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Penilaian untuk membedakan informasi yang reliabel dan tidak reliabel.
b.      Kesabaran untuk mengikuti berbagai argumen.
c.       Kemampuan sintesis untuk mengenali pola yang relevan dalam konteks asing.
Fleksibilitas untuk berkerja melintasi batas-batas disiplin dan budaya untuk menghasilkan solusi yang inovatif.

0 komentar:

Post a Comment