Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui
(dialami) oleh individu (unit pengambilan keputusan yang lain), mulai dari
pertama kali tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan sikap
terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi,
implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah
diambilnya. Proses keputusan inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung
seketika, tetapi merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka
waktu tertentu, sehingga individu atau organisasi dapat menilai gagasan ysng
baru itu sebagai bahan pertimbangan untuk selanjutnya akan menolak atau
menerima inovasi dan menerapkannya.
Proses inovasi dilakukan melalui beberapa tahap/
serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam waktu tertentu. Inovasi yang
berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru
dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat
menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Ciri pokok keputusan inovasi dan merupakan
perbedaannya dengan tipe keputusan yang lain ialah dimulai dengan adanya
ketidak tentuan (uncertainty) tentang
sesuatu (inovasi). Misalnya kita harus mengambil keputusan antara menghadiri
rapat atau bermain olahraga, maka kita sudah tahu apa yang akan dilakukan jika
olahraga begitu pula apa yang akan dilakukan jika menghadiri rapat. Rapat dan
olahraga bukan hal yang baru. Pertimbangan dalam mengambil keputusan mana yang
paling menguntungkan sesuai dengan kondisi saat itu. Keputusan ini bukan
keputusan inovasi. Tetapi jika kita harus mengambil keputusan untuk mengganti
penggunaan kompor minyak dengan kompor gas, yang sebelumnya belum pernah tahu
tentang kompor gas, maka keputusan ini adalah keputusan inovasi. Proses
pengambilan keputusan mau atau tidak mau menggunakan kompor gas, dimulai dengan
adanya serba ketidak tentuan tentang kompor gas. Masih terbuka berbagai
alternatif, mungkin lebih bersih, lebih hemat, lebih tahan lama, tetapi juga
mungkin berbahaya, dan sebagainya. Untuk sampai pada keputusan yang mantap
menerima atau menolak kompor gas perlu iinformasi. Dengan kejelasan informasi
akan mengurangi ketidak tentuan dan berani mengambil keputusan. Terdapat lima
atribut inovasi yang mempengaruhi tingkat penerimaan inovasi, yaitu sebagai
berikut :
1. Relative Advantage.
Kondisi
dimana inovasi dipandang lebih baik dari ide sebelumnya,yang nampak dari
keuntungan ekonomis, pemberian status, atau cara lainnya.
2. Compatibility.
Keadaan dimana suatu inovasi
dipandang konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan
kebutuhan potensil adopter, atau inovasi itu dipandang sesuai dengan : 1) Socio cultural value and belief; 2) Previously introduces idea; 3) Clients needs for innovation
3. Complexity.
Keadaan dimana inovasi dipandang
secara relatif sulit difahami dan digunakan. Keadaan ini berpengaruh negatif
terhadap tingkat adopsi.
4. Trialibility.
Keadaan dimana suatu inovasi dapat
diuji secara terbatas, kondisi ini berhubungan positif dengan tingkat adopsi.
5. Observability.
Keadaan dimana hasil suatu inovasi
dapat dilihat orang lain. Kondisi ini berhubungan secara positif dengan tingkat
adopsi.
Disamping
hal tersebut di atas tingkat adopsi juga dipengaruhi oleh: Tipe keputusaninovasi
(optional, kolektif, otoritas); Communication (Saluran komunikasi); Nature of
Sosial system ( Norma, tingkat hubungan sosial); dan Extent of Change
agents (upaya promosi).