Syarat
dasar yang perlu dimiliki baik oleh pendidik maupun peserta didik dalam
e-Learning adalah adanya ‘kesiapan’.
Kesiapan yang matang, akan menjadi dasar yang baik untuk menggunakan elearning
dengan efektif dan efisien. Kesiapan, bukan merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi penerapan elearning, akan tetapi dengan adanya kesiapan tersebut
berarti pendidik/peserta didik telah siap untuk menjadi mandiri, siap menggunakan
teknologi, siap bertanggungjawab
terhadap proses belajar, siap dengan motivasi
yang kuat, mapun siap untuk menjadi kreatif
dan inovatif baik dalam mendesain, memilih strategi dan materi pembelajaran
hingga pada saat membuat evaluasi program pembelajaran e-learning.
Sub-sub dari aspek-aspek tersebut, nantinya menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pendidik maupun peserta didik untuk menjadi masyarakat elearning yang siap secara komprehensif. Berbagai aspek dasar tersebut, berfokus pada faktor pengembangan diri individu atau SDM. Sehingga untuk menyiapkan individu-individu (pendidik/peserta didik) yang kompeten, kompetensi tersebut perlu ditanamkan dan dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan softskill maupun hardskill.
Sub-sub dari aspek-aspek tersebut, nantinya menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pendidik maupun peserta didik untuk menjadi masyarakat elearning yang siap secara komprehensif. Berbagai aspek dasar tersebut, berfokus pada faktor pengembangan diri individu atau SDM. Sehingga untuk menyiapkan individu-individu (pendidik/peserta didik) yang kompeten, kompetensi tersebut perlu ditanamkan dan dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan softskill maupun hardskill.
Dapatkah kompetensi dasar tersebut
dilatihkan/diajarkan?
Jawabannya, dapat dan mungkin
dilatihkan yaitu melalui perubahan
paradigma mengajar dan kultur proses
pembelajaran. Menjadi pendidik/peserta didik yang berkompeten dalam
e-learning memerlukan proses yang cukup panjang dan intensif. Salah satu
caranya adalah melalui perubahan paradigma mengajar, terutama bagi para
pendidik yang masih memposisikan diri sebagai satu-satu nya sumber informasi.
Pendidik hendaknya mampu merubah perannya dikelas menjadi seorang fasilitator,
motivator dan mediator. Perubahan ini dapat ditempuh dengan cara :
a) Mempelajari
dan senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang teori belajar, strategi
pembelajaran terbaru, sehingga dengan pemahaman tersebut seorang pendidik mampu
memposisikan diri dalam proses pembelajaran, serta menempatkan peserta didik
sebagai pusat pembelajaran.
b) Bersifat
terbuka terhadap perkembangan teknologi informasi. Dengan sikap terbuka
tersebut, seorang pendidik tidak akan memposisikan dirinya sebagai satu-satunya
sumber informasi bagi peserta didik. Keterbukaan akan teknologi informasi juga
dapat membantu pendidik dalam mendesain pembelajaran yang dapat menyeimbangkan
peran teknologi dan kehidupan nyata.
c) Mengenali
serta memahami karakteristik kultur sosial yang berkembang di lingkungannya.
Pemahaman yang dimiliki tersebut, dapat menjadi bahan dasar ataupun acuan dalam
mengembangkan e-learning yang sesuai dengan kontek kultur budaya lingkungannya.
Selain
itu, penanaman kompetensi dasar pendidik maupun peserta didik, juga dapat
ditempuh dengan mengembangkan kultur proses pembelajaran, kultur pembelajaran
yang diharapkan dapat dibangun dalam kelas dapat berupa proses pembelajaran
yang interaktif, kondusif, eksploratif, dan lain sebagainya. Perkembangan
kultur pembelajaran tersebut, tidak terlepas dari peran aktif peserta didik
untuk mau berkontribusi dalam desain pembelajaran yang telah dibuat oleh
pendidik. Sehingga kontribusi peserta didik dalam pembelajaran online, dapat menentukan berhasil atau
tidaknya sebuah e-learning.
Apabila
ditarik hubungan antara perubahan peradigma mengajar dengan kutltur proses
pembelajaran, maka dengan adanya perubahan paradigma mengajar pastinya akan
terjadi perubahan pula pada kultur pembelajarannya. Sehingga pemahaman pada strategi e-learning yang
benar dan komprehensif, akan membawa pada kultur pembelajaran yang efektif dan
efisien. Sedangkan untuk menciptakan pembelajaran e-learning yang efektif dan
efisien diperlukan kontribusi pendidik dan peserta didik yang saling menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk dapat menguasai kompetensi dasar
tersebut, dapat dimulai dari pembiasaan dalam kegiatan belajar maupun kehidupan
sehari-hari.
0 komentar:
Post a Comment