PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Museum merupakan tempat yang menyimpan dan menyajikan berbagai bukti sejarah manusia di masa lampau. Berbagai bukti sejarah dimasa lalu menjadi sumber belajar nyata bagi pengunjung. Sehingga museum menjadi salah satu tempat yang tepat untuk dijadikan sebagai sumber belajar. Melalui benda yang dipamerkannya, pengunjung dapat belajar tentang nilai dan perhatian serta kehidupan generasi pendahulu sebagai bekal di masa kini dan gambaran untuk kehidupan di masa mendatang. Selain itu, melalui pemanfaatan museum sebagai sumber belajar, sebagai bagian dari pembelajaran dengan pendekatan warisan budaya, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang pintar dengan tidak melupakan akar budaya bangsanya.
Tujuan museum didirikan adalah untuk melestarikan budaya, mengenang jasa para pahlawan kepada generasi penerus bangsa agar mereka dapat terus menjaga nilai-nilai bangsa tercinta. Museum sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi, jangan sampai museum hanya dipandang sebagai gudang tempat penyimpanan barang tua dengan suasana yang menyeramkan.
Museum sebagai sumber belajar tentunya memiliki organisasi di dalamnya yang mengatur semua hal agar museum benar-benar menjadi tempat belajar sekaligus tempat rekreasi yang efektif dan menyenangkan. Sebagai teknolog pendidikan sangat penting bagi kita mengetahui bagaimana organisasi sumber belajar yang ada di museum. Pada makalah ini akan kami paparkan lebih dalam mengenai hasil observasi kelompok kami yang dilakukan di Museum Monumen Yogya Kembali.
- Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah awal dibangunnya museum monumen yogya kembali?
2. Bagaimana isi museum monumen yogya kembali ?
3. Bagaimana manajemen museum monjali sebagai sumber belajar?
4. Bagaiman kelebihan museum monjali sebagai sumber belajar?
5. Bgaimana keterbatasan yang mengahambat perkembangan monjali?
- Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejarah awal dibangunnya museum monumen yogya kembali
2. Mengetahui tujuan dan isi museum monjali sebagai sumber belajar
3. Mengetahui manajemen museum monjali sebagai sumber belajar
4. Mengetahui kelebihan monjali sebagai sumber belajar
5. Mengetahui keterbatasan monjali sebagai sumber belajar
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Museum
Museum dikenal dengan sebuah gedung atau bangunan yang menyimpan koleksi benda-benda warisan budaya yang bernilai luhur yang dianggap patut disimpan. Dalam sejarah perkembangan museum mengalami perubahan-perubahan yang berdasarkan pada fungsi pada awalnya. Kemudian berkembang dan bertambah dengan fungsi pemeliharaaan, pengawetan, penyajian atau pameran, dan akhirnya fungsi ini semakin bertambah.
Dengan perkembangan museum muncul berbagai teori tentang pengertian museum. Beberapa pengertian museum :
1. Museum adalah Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan pendidikan, penelitian dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. (International Council of Museum).
2. Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (1)).
3. Museum adalah tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat melestarikan, mengkaji, mengkomunikasikan bukti material hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya. (Amir Sutaarga,1995:1)
Dari beberapa pengertian tentang museum diatas dapat disimpulkan bahwa museum adalah suatu lembaga yang berupa bangunan atau tempat yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan, menyimpan, merawat melestarikan, mengkaji, mengkomunikasikan bukti material hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya, yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari (edukasi,rekreasi,dan konservasi).
Klasifikasi Museum
Tiap museum memiliki koleksi yang berbeda-beda baik asal koleksi, jenis, kedudukan dan penyelenggara sehingga museum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Menurut asal koleksi :
a. Museum Umum
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
b. Museum Khusus
museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
2) Menurut kedudukannya :
a. Museum Tingkat Nasional
b. Museum Tingkat Regional
c. Museum Tingkat Lokal
3) Menurut Penyelenggara :
a. Museum Pemerintah
Diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah.
b. Museum Swasta
Diselenggarakan dan dikelola oleh swasta.
Museum biasanya mengadakan kegiatan yang diperuntukkan untuk pengunjung, yang berupa :Pameran pendidikan, Kegiatan Pendidikan (Ceramah, Diskusi, Kursus, Perpustakaan, Pemutaran Slide, film documenter, film ilmiah, dan Penerbitan katalog yang berhubungan dengan program yang dilaksanakan oleh museum) , Kegiatan Konservasi dan Pengolaan Koleksi, dan Kegiatan Pelayanan Teknis.
B. Kajian tentang Organisasi Sumber Belajar
Organisasi sumber belajar merupakan sub unit kerja yang berada di bawah Depertemen Pendidikan yang bertugas membantu terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang menyediakan pelayanan media pembelajaran yang diharapkan bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Terdapat beberapa jenis OSB (Organisasi Sumber Belajar), antara lain:
1. Perpustakaan
2. Laboratorium
3. Pusat Kegiatan Belajar
4. Pusat Sumber Belajar
Berbagai jenis OSB tersebut dalam pelaksanaannya, bentuk dan pola pengelolaan suatu organisasi sumber belajar itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada. Menurut Schmid dalam Manajemen Sumber Belajar, sedikitnya ada lima faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pola organisasi sumber belajar, yaitu: masalah manajemen, faktor politik, penyediaan fasilitas, keterbatassan dana, dan perhatian terhadap dan dari pemakai/klien.
Organisasi Pusat Sumber Belajar merupakan suatu wadah yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi belajar sebanyak-banyaknya dan akurat serta sebagai sarana peunjang keberhasilan akan tercapainya suatu tujuan pembelajaran dengan lebih maksimal. Fungsi organisasi pusat sumber belajar secara operasional bila dikaitkan dengan kegiatan yang dilaksanakan, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Fungsi Pengembangan Sistem Intruksional.
Fungsi ini menolong jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar secara individual di dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar.
b. Fungsi Pelayanan Media.
Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar.
c. Fungsi Administratif.
Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai
d. Fungsi Produksi.
Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial
e. Fungsi Evaluasi.
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan efektivitas berbagai metode pembelajaran.
Sedangkan dalam pelayanan pusat sumber belajar stidaknya berisikan pelayanan-pelayanan sebagai berikut:
1) Bilik Media
2) SALC (Self Acess Learning Center)
3) Perpustakaan
4) Pusat Sumber Multimedia
C. Kajian tentang Manajemen Organisasi Sumber Belajar
Di dalam organisasi sumber belajar atau lembaga belajar ada beberapa sub komponen organisasi atau unit yang perlu ada dan perlu dikelola dengan baik agar organisasi sumber belajar tersebut dapat berfungsi secara optimal. Ada pun sub komponen organisasi sumber belajar tersebut meliputi : unit sistem informasi, unit pelayanan, unit pengembangan instruksional, dan unit produksi. Berikut akan dikaji beberapa prinsip manajemen dari masing-masing komponen/unit organisasi sumber belajar tersebut.
1. Manajemen Sistem Informasi
Sistem informasi tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Informasi Keluar
Yaitu informasi yang biasanya ditujukan kepada mahasiswa, dosen, ketua dan staaf pusat, lembaga dalam perguruan tinggi setempat atau sekolah lain yang membutuhkan, misalnya sekolah pendidikan guru. Informasi keluar tersebut merupakan proses komunikasi yang diibuat untuk disampaikan oleh bagian informasi untuk mengumumkan seluruh kegiatan pelayanan, latihan, produksi, dan konsultasi.
b. Informasi di dalam
Informasi di dalam lembaga sumber belajar, informasi ini berkaitan dnegan pemberian informasi kepada klien yang sedang berada dalam lembaga sumber belajar bila mereka ingin mengetahui atau mengerti apa saja yang ada dan disediakan oleh lembaga sumber belajar. Misalnya, ingin mengerti begaaimana cara mengorperasionalkan peralatan atau cara ,mencari apa yang ingin dibutuhkan dalam mencapai tujuan belajar. Informasi di dalam lembaga sumber belajar biasanya berupa katalog yang berfungsi untuk mencari judul, pengarang, produser, lokasi, isi singkat buku atau program media.
2. Prinsip-Prinsip Managemen Pelayanan
Manajemen Pelayanan adalah proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana, mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan pelayanan.
Pelayanan pusat sumber belajar adalah suatu kegiatan penyelesaian, pengadaan, pembinaan koleksi, serta pengaturan dan penyampaian bahan pustaka kepada pengunjung/pemakai perpustakaan. Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya suatu pelayanan, adalah :a. Koleksi, b. Fasilitas, c. Pelayanan/petugas, d. Pemakai. Dalam prinsip managemen pelayanan, ada beberapa macam pelayanan yaitu :
a. Pelayanan Sirkulasi
Pelayanan sirkulasi adalah pelayanan pemakai yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Jenis dalam kegiatan pelayanan sirkulasi, diantaranya : Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka, Pendaftaran anggota perpustakaan, Peminjaman, Pengembalian, Penagihan, Pemberian sanksi, Bebas pinjam, Statistic, Sosialisasi peraturan organisasi sumber belajar, dan Penataan koleksi di jajaran/rak. Sedangkan untuk sistem dalam pelayanan sirkulasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Sistem pelayanan sirkulasi dan sistem pelayanan berbasis komputer, keduanya memliki keuntungan dan kelemahan masing – masing.
b. Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan dengan menemukan dan memakai koleksi referensi (Mudhoffir, 1986). Adapun tujuan pelayanan referensi menurut Marsudi dan Octavia (2004), yaitu : menemukan informasi dengan cepat dan tepat, menelusuri informasi dengan pilihan yang lebih luas, dan menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna. Selain tujuan, pelayanan referensi memiliki fungsi dalam organisasi sumber belajar, yaitu:
1. Fungsi supervisi/pengawasan
2. Fungsi informasi
3. Fungsi bimbingan
4. Fungsi petunjuk
5. Fungsi bibliografi
6. Fungsi menilai
3. Prinsip-Prinsip Managemen Pengembangan Instruksional
Pengembangan instruksional merpakan cara yang sistematis dalam mengidentifikasikan, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Abd. Gafur yang mengutip pernyataan Ely (Singgih Wibowo St, Steve, 2003) merumuskan pengertian pengembangan instruksionalsebagai suatu proses yang sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem pelajaran agar mendapatkan yang teruji validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan.
Hasil akhir dari pengembangan instruksional ini ialah suatu system instruksional, yaitu mengembangkan secara empiric yang secara konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.
Pengembangan instruksional yang bekerja pada suatu pusat sumber belajar hendaknya memiliki kompetensi dalam bidang ini, dan telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus, memiliki pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas, penampilan yang meyakinkan, dan menguasai bidang evaluasi.
4. Prinsip – Prinsip Manajemen Produksi
Pengelolaan produksi berkaitan dengan materi atau bahan yang menjadi program instruksional. Ada 3 tahap dalam pengelolaan produksi, yaitu :
1. Mengidentifikasikan dan menganalisa masalah komunikasi
2. Merancang dan memproduksi pesan
3. Mengadministrasikan fasilitas dan personalia produksi media
BAB III
PEMBAHASAN LAPORAN
- Sejarah Monumen Yogya Kembali
Monumen Yogya Kembali atau dikenal oleh masyarakat setempat dengan istilah Monjali dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 yang ditandai dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan oleh Kolonel Sugiarto, selaku Walikotamadya Yogyakarta dalam Peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1983.
Dipilihnya nama Yogya Kembali dengan maksud sebagai tetenger atau penanda peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Hal ini sebagai tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan pemerintahan Belanda.
Pembangunan monumen dengan bentuk kerucut dan terdiri dari tiga lantai ini selesai dibangun dalam waktu empat tahun dan diresmikan pembukaannya tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden RI pada waktu itu, Soeharto. Monumen setinggi kurang lebih 31.8 m ini terletak di Dusun Jongkang, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Bentuk kerucutnya melambangkan bentuk gunung yang menjadi perlambang kesuburan selain memiliki makna melestarikan budaya nenek moyang pra-sejarah. Pemilihan lokasi Monumen Yogya Kembali juga memiliki alasan berlatarkan budaya Yogya, yaitu monumen terletak pada sumbu atau poros imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan pantai Parang Tritis. Sumbu imajiner ini sering disebut dengan Poros Makrokosmos atau Sumbu Besar Kehidupan. Titik imajinernya sendiri bisa anda lihat pada lantai 3 ditempat berdirinya tiang bendera.
- Isi Monumen Yogya Kembali
Monumen Jogjakarta Kembali terdiri dari taman depan dimana pengunjung bisa melihat Meriam PSU Kaliber 60mm buatan Rusia, sedangkan dihalaman paling depan anda bisa jumpai Replika Pesawat Guntai dan Pesawat Cureng yang dipakai dalam peristiwa perjuangan ini.
Memasuki halaman museum terdapat dinding yang memenuhi satu sisi selatan monumen yang berisi Rana Daftar Nama Pahlawan dimana pengunjung bisa melihat 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949 dan puisi Karawang-Bekasi karangan Khairil Anwar.
Bangunan monumen yang terdiri dari tiga lantai terbagi dalam beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air. Di lantai satu adalah museum dimana terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda-benda koleksi berupa: realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Pengunjung bisa melihat tandu yang digunakan untuk menggotong Panglima Besar Jenderal Soedirman selama perang gerilya, seragam tentara dan dokar yang juga pernah digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Konon total koleksi barang-barang dalam museum tersebut mencapai ribuan.
Perpustakaan menggunakan satu ruang di lantai satu yang merupakan perpustakaan khusus yang menyediakan bahan-bahan referensi sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh umum.
Ruang Serbaguna adalah ruangan yang terletak ditengah-tengah ruangan lantai satu lengkap dengan panggung terbuka-nya. Setiap hari Sabtu dan Minggu diruangan ini digelar berbagai atraksi diantaranya tarian klasik, gamelan, musik electone yang memainkan lagu-lagu perjuangan. Ruangan Serbaguna ini bisa digunakan oleh umum untuk acara-acara pernikahan, seminar, wisuda dan lain-lain.
Di lantai 2 bagian dinding paling luar yang melindungi tubuh monumen, pengunjung bisa melihat 40 buah Relief Perjuangan Phisik dan Diplomasi perjuangan Bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Pengunjung bisa melihat antara lain relief Jenderal Mayor Meyer yang mengancam Sri Sultan HB IX pada tanggal 3 Maret 1949, Presiden dan para pemimpin lain kembali ke Yogyakarta, pernyataan dari Sri Sultan HB IX yang menyatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bagian dari Negara Republik Indonesia, Perayaan Kemerdekaan di halaman Kraton Ngayogyakarta dan lain-lain.
Di dalam bangunan lantai dua terdapat sepuluh diorama perjuangan Phisik dan Diplomasi Bangsa Indonesia sejak 19 Desember 1948 hingga 17 Agustus 1949 dengan ukuran life-size melingkari bangunan monumen. Diorama diawali dengan Agresi Militer Belanda memasuki kota Yogyakarta dalam rangka menguasai kembali Replublik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 dimana pengunjung bisa menyaksikan miniatur pesawat-pesawat Belanda yang dibuat mirip dengan asli-nya. Apabila anda datang didampingi pemandu maka pemandu akan dengan senang hati menjelaskan kepada anda peristiwa sesungguhnya yang terjadi dimana pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Van Langen berhasil menguasai Lapangan Udara Maguwo (kini Adisucipto) pada pukul 08.00 dan mengadakan sapu bersih terhadap apa yang dijumpai sepanjang jalan menuju Kota Yogyakarta (Jalan Solo). Kurang lebih pukul 16.00 pasukan Belanda sudah menguasai seluruh kota Yogyakarta dan beberapa tempat-tempat penting lain seperti Istana Presiden (Gedung Agung) dan Benteng Vredeburg. Sejak itu perjuangan merebut kembali Negara RI dimulai.
Kesepuluh diorama disajikan dalam kronologis waktu sehingga memudahkan pengunjung untuk memahami urutan kejadian yang sebenarnya. Disini pengunjung dapat memahami peran perjuangan Jenderal Soedirman yang waktu itu dengan kondisi kesehatan sangat lemah dan paru-paru sebelah tetap memaksakan diri ikut berjuang dengan cara gerilya walaupun Presiden Soekarno sudah memintanya untuk tinggal bersamanya saja. Diorama ini disajikan diawal-awal.
Ditengah-tengah diorama disisipkan juga adegan yang terkenal dengan sebutan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letkol Soeharto yang memiliki tujuan politik, psikologis dan militer dimana bangsa Indonesia ingin mengabarkan pada dunia mengenai eksistensi-nya. Berita keberhasilan SU 1 Maret 1949 tersebut berhasil disebarluaskan melalui jaringan radio AURI dengan sandi PC-2 di Banaran, Playen, Gunung Kidul secara beranting hingga sampai ke Burma, India dan sampai kepada perwakilan RI di PBB.
Menjelang diorama terakhir kita bisa melihat akhir dari perjuangan panjang dan melelahkan bangsa dimana akhirnya tentara Belanda ditarik dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan Sri Sultan HB IX bertindak selaku koordinator keamanan yang mengawasi jalannya penarikan pasukan tersebut dan diakhiri dengan adanya Persetujuan Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949.
Pada lantai tiga dari gedung monumen yang dinamakan Garbha Graha atau Ruang Hening. Dalam ruangan ini terdapat tiang bendera dengan bendera merah putih terpasang ditengah ruangan. Terdapat relief di dinding berupa gambar tangan yang dapat diartikan sebagai perjuangan phisik dan perjuangan diplomasi yang digambarkan dengan tangan memegang pena. Pemandu akan meminta pengunjung untuk menundukkan kepala dan berdoa sejenak bagi arwah para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan dapat diterima di sisi Tuhan sesuai dengan amal baktinya.
- Manajemen Monjali Sebagai Sumber Belajar
Berdasarkan pada kajian teroi pada BAB II, tentang Manajemen Organisasi Sumber Belajar menurut Mudhoffir dan Ali Muhtadi, menyebutkan bahwa Monjali termasuk pada pola organisasi sumber belajar yang terpusat. Selain itu juga Monjali merupakan salah satu pusat sumber belajar di yogyakarta. Monjali sebaagi sumber belajar perlu diorganisasikan dengan baik agar memudahkan pengunjung mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi tentang sejarah perjuangan kota Yogyakarta. Berikut adalah aspek – aspek yang mendukung Monjali sebagai sumber belajar, yang mana aspek tersebut di organisasikan untuk membuat manajemen sumber belajar Monjali :
1. Fasilitas di Monjali sebagai Sumber Belajar
Sesuai dengan pendapat Ali Muhtadi yang menyebutkan bahwa Fasilitas fisik dalam organisasi sumber belajar berfungsi untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program organisasi sumber belajar agar semua kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efisisen. Dengan fasilitas yang baik, sumber belajar seolah memiliki kekuatan, semua peralatan berdayaguna, produksi media meningkat dan pengunjung merasa tertarik dan makin sering datang (Ali Muhtadi. 2005: 59). Begitu pula fasilitas yang tersedia di Monjali merupakan fasilitas untuk menunjang program belajar sebagai sumber belajar dan pengembangan pembelajaran. Fasilitas di Monjali juga menjadi salah satu bentuk kegiatan program penunjang dan promosi sebagai sumber belajar. Fasilitas yang tersedia di monjali terbagi menjadi dua, yaitu fasilitas fisik dan non fisik. Fasilitas fisik yang tersedia di monjali adalah sebagai berikut :Museum, Perpustakaan, Relief, Ruang Diorama, Ruang Garba Graha, dan Ruang serbaguna
Sedangkan fasilitas non fisik yang tersedia di monjali berupa asuransi / jasa raharja putra untuk pengunjung dan karyawan (JAMSOSTEK). Adanya jaminan kesehatan ini untuk mengantisipasi adanya kecelakaan atau sakit secara tiba – tiba yang diderita pengunjung.Fasilitas tersebut diperoleh dari akumulasi tiket masuk monjali.
Monjali melakukan kegiatan produksi media berupa produksi poster, pamflet, leaflet, brosur dan buku panduan dengan desain menarik dan menggunakan dua bahasa. Kegiatan ini dilakukan untuk menarik minat pengunjung untuk mengunjungi Monjali dan memberikan informasi keluar bagi masyarakat tentang Monjali. Sehingga bisa menjadi referensi tempat untuk belajar dan berekreasi.
2. Manajemen Sistem informasi di Monjali
Sistem informasi merupakan aspek penting dalam Manajemen Monjali sebagai sumber belajar. Sebagai pusat sumber belajar, pengelolaan informasi di Monjali menjadi garapan utama untuk meningkatkan kualitas fasilitas maupun program pendukungnya.. Melalui konsep penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh pusat sumber belajar tersebut, diharapkan kebebasan menerima informasi bagi masyarakat luas bisa terlaksana tanpa membeda-bedakan status dan kedudukan yang bersangkutan. Dengan banyaknya informasi yang diterima oleh masyarakat maka masalah pemerataan di segala bidang pengetahuan masyarakat akan terlaksana, yang pada akhirnya nanti akan terbentuk masyarakat informasi yang informatifse sehingga bersifat responsive terhadap gejala-gejala yang bersifat inovatif. Begitu pula di Monjali, yang mana memiliki sistem informasi terbagi menajdi dua maca, yaitu sistem informasi di dalam dan sistem informasi keluar.
Sistem informasi di dalam merupakan layanan di dalam yang dilakukan Monjali untuk memberikan informasi tentang Monjali secara keseluruhan kepada pengunjung di dalam Monjali. Sedangkan sistem informasi keluar merupakan layanan dan program keluar yang dilakukan Monjali untuk pemerataan informasi tentang sumber belaajr di Monjali dan sebagai ajang promosi monjali.
Sehingga layanan yang diberikan oleh monjali kepada pengunjung menjadi sistem informasi sebaagi salah satu aspek organisasi sumber belajar Monjali. Layanannya meliputi layanan di dalam yaitu diberikan kepada pengunjung yang datang langsung ke monjali dan dilayani langsung oleh petugas yang khusus melayani pengunjung, yaitu pemandu. Misalnya saja ada rombongan dari suatu sekolah mengadakan kunjungan ke monjali, pemandu harus sudah siap memberikan pengarahan dan memandu mereka mulai dari awal sampai akhir. Pemandu ini biasanya menceritakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia serta menjelaskan bagian per bagian dari tiap diorama, gambar, maupun relief yang disajikan.
Selain pelayanan di dalam monjali juga memberikan pelayanan di luar dengan tujuan mengenalkan monjali kepada pengunjung sekaligus mempromosikan monjali agar masyarakat tahu bahwa ada tempat yang cocok untuk rekreasi keluarga maupun untuk kepentingan pembelajaran yaitu di monjali tersebut. Hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga eksistensi monjali di kalangan masyarakat agar tidak hilang dan ditinggalkan begitu saja seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Namun pelayanan di luar ini masih sangat terbatas karena terbentur minimnya biaya yang dianggarkan. Biasanya pihak monjali hanya menyediakan leaflet sebagai media promosi cetak dan beberapa buku yang jumlahnya sangat terbatas. Monjali juga menyediakan jasa online dengan menggunakan web sebagai media promosi dan pelayanan di luar monjali.
Selain kepada pengunjung umum, monjali juga memberikan program atau layanan khusus bagi para calon lulusan SMA maupun para mahasiswa yang ingin belajar bagaimana cara menjadi bagian dari personalia monjali melalui Training Job. Training Job ini pelaksanaannya tergantung adanya permintaan/permohonan dari SMA/universitas yang mengajukan. Melalui Training Job ini mereka yang ingin berlatih menjadi pemandu maupun bagian personalia lainnya dibimbing dan diarahkan kepada bidang yang mereka minati. Misalnya saja mahasiswa dari jurusan bahasa asing datang ke monjali memohon untuk dibimbing menjadi pemandu disitu (karena di monjali sendiri tidak hanya wisatawan lokal namun juga ada beberapa turis bahkan kunjungan dari perwakilan pemerintah luar negeri tidak jarang datang ke monjali), mereka dengan senang hati akan memberikan pelayanan terbaik mereka.
Dalam manajemen sistem informasi di Monjali, selain layanan di dalam dan keluar serta program khusus, tersedia pula pelayanan referensi. Pengunjung dapat mencari bahan pustaka sesuai katalog yang disediaan. Namun di Monjali tidak tersedia pelayanan sirkulasi, ini terbukti dengan tidak diperbolehkannya pengunjung meminjam bahan pustaka. Pengunjung hanya boleh membaca di tempat perpustakaan.
3. Personalia dan staf
Personalia dan staff dalam organisasi sumber belajar berfungsi untuk menjalankan program dan layanan dalam organisasi sumber belajar. Selain itu juga menajdi personil yang melaksanakan semua tugas beradasarkan kompetensinya dalam mengorganisasikan sumber belajar.
Sesuai dengan pendapat Alex Nitisemito dalam Ali Muhtadi (2005) , Personalia dapat diartikan sebagai tenaga kerja seperti buruh, karyawan, dan pegawai. Secara umum masyarakat memaknai istilah buruh atau karyawan sebagai tenaga kerja dalam suatu perusahaan tertentu, sedangkan istilah pegawai lebih dimaknai sebagai tenaga kerja yang bekerja untuk pemerintah atau pegawai negeri (Alex Nitisemito:1982).
Fungsi dari prinsip-prinsip pengelolaan organisasi sumber belajar, baru dapat berjalan apabila didukung oleh tanaga yang kompeten, dinamis, dan cukup jumlahnya. Menurut Nitisemito (1982:14), sebuah organisasi sumber belajar harus dapat melaksanakan penempatan pegawai secara baik sesuai dengan ungkapan yang terkenal yaitu : “The right man in the right place” atau “Orang yang tepat pada tempat yang tepat”. Dalam UU Sisdiknas juga telah diatur ketentuan tenaga kependidikan (personalia) tentang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan (Depdiknas, 2003).
Berdasarkan pada pengertian dan tugas dari persoalia, di Monjali pun mempunyai personalia yang ditempatkan di bagian – bagiannya. Personalia yang mendukung kegiatan dan fungsi Monjali sebagai sumber belajar adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan, kepala dan wakil kepala
Dalam melakasanakan tugas pemimpin, kepala, dan wakil kepala menerapakan prinsip kepemimpinan anatara lain: koordinasi, integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi secara vertical dan horizontal. Setiap pimpinan komponen di lingkungan Badan Pengelolaan bertanggung jawab memimpin, memberikan teladan, dan mengkoordinasikan tugas bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahannya.
b. Bagian Umum dan Bagian Operasional
Bagian umum mempunyai tugas dan kewajiban mengurus dan melaksanakan segala kegiatan dibidang umum: Tata usaha, keuangan, pemeliharaan dan rumah tangga, dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemimpin. Sedangkan bagian operasional mempunyai tugas dan kewajiban mengurus serta melaksanakan kegiatan dibidang operasional yaitu: museum/perpustakaan, pemanduan (bimbingan), hubungan masyarakat dan pemasaran, keamanan serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. Bagian umum dan bagian operasional masing-masing dipimpin oleh seorang kepala bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan.
c. Tata usaha
Urusan tata usaha mempunyai tugas seperti: (a) menyelenggarakan surat-menyurat, agenda, ekspedisi dan kearsipan, (b) menyelenggarakan administrasi personil dan pembinaan personil, (c) mempersiapakan penyelenggaraan rapat-rapat dan penerimaan tamu, (d) melaksanakan pengadaan, pengaturan, penggunaan, penyaluran, pemeliharaan, penyimpanan dan pengamanan alat-alat tulis/kantor.
d. Keuangan
Urusan keuangan mempunyai tugas: (a) menyusun anggaran pendapatan dan belanja badan pengelola, (b) mengurus belanja pegawai, (c) menyelenggarakan tata usaha keuangan meliputi; pembukuan penerimaan dan pengeluaran, dan menyusun surat pertanggungan jawab, (d) merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.
e. Pemeliharaan dan rumah tangga
Urusan pemeliharaan dan rumah tangga mempunyai tugas: (a) melaksanakan perencanaan dan pembinaan tentang cara-cara pemeliharaan dan perawatan Monumen Yogya Kembali, (b) melaksanakan pemeliharaan dan perawatan bangunan dalam dan luar serta bagian-bagian lainnya, (c) menyusun kebutuhan dan menyelenggarakan administrasi peralatan dan perlengkapan, (d) menyelenggarakan urusan rumah tangga Badan Pengelolaan Monumen Yogya Kembali, (e) melaksanakan pemeliharaan kebersihan dan keindahan monumen, bangunan, keserasian lingkungan, tata lampu, dan tata suara yang menarik.
f. Keamanan
Urusan keamanan mempunyai tugas: (a) menjaga keamanan dan ketertiban umum di lingkungan Monumen Yogya Kembali, (b) menjaga keamanan dan ketertiban serta pengawasan terhadap pengunjung Monumen, untuk mewujudkan “Sapta Pesona” ,(c) menjaga keamanan dan ketertiban serta pengawasan terhadap peralatan dan perlengkapan monument, antara lain dengan latihan “Pemadam Kebakaran”, (d) mengkoordinasikan segala sesuatu kegiatan keamanan dan ketertiban umum dengan aparat keamanan, pemerintah dan TNI/POLRI.
g. Museum dan Perpustakaan
Urusan museum dan perpustakaan mempunyai tugas: (a) melakasanakan perencanaan dan pembinaan terhadap perkembangan museum, diorama, relief, garbha graha, dan daftar pahlawan, (b) melakasanakan penyelidikan, penelitian, pengamatan, dan penulisan benda-benda sejarah, pelaku sejarah, dan peristiwa sejarah, (c) melaksanakan kegiatan pengumpulan benda-benda sejarah perjuangan bangsa dan data peristiwa sejarah, (d) melaksanakan administrasi benda-benda koleksi monumen-monumen sejarah perjuangan di DIY dan data peristiwa sejarah yang meliputi upaya regristasi, inventarisasi, katalogisasi, klaperisasi, dan labelisasi, (e) melaksanakan upaya pemanfaatan benda-benda koleksi dan data peristiwa sejarah perjuangan bangsa yang meliputi tata pameran yang menarik dan bimbingan.
h. Pemanduan, Humas, dan Pemasaran
Urusan pemanduan, humas, dan pemasaran mempunyai tugas: (a) melaksanakan perencanaan dan pembinaan tentang cara-cara kegiatan pemanduan/bimbingan dan penjelasan, (b) melaksanakan kegiatan pemanduan/bimbingan dan penjelasan terhadap kelompok-kelompok pengunjung, seperti siswa TK/SD, siswa SLTP, siswa SLTA, mahasiswa, umum, dan pengunjung mancanegara, (c) melaksanakan kegiatan penelitian, pencermatan, dan memberikan jawaban terhadap kesan-kesan dan saran-saran pengunjung, (d) menghimpun, mengolah, menyusun dan menyajikan bahan-bahan informasi yang obyektif, (e) merencanakan, menyiapkan, dan melaksanakan kegiatan dokumentasi foto, dokumentasi film/video, dan lain-lain milik badan pengelola, (f) melaksanakan perencanaan dan pembianaan terhadap obyek wisata perjuangan dengan promosi berkoordinasi dengan sesame instasi terkait melalui aneka jalur untuk meningkatkan pengunjung.
Urusan-urusan sebagaimana tersebut diatas masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian.